BERITA DUKA CITA
Sabang, 10-03-2020
Keluarga Besar Mahkamah Syar`iyah Sabang berduka atas kepergian untuk selama-lamanya adek Aisyah Aurelia anak dari bapak Fauzan (Panitera MS Sabang) dan fibriani, karena serangan demam berdarah pada pukul 19.50 WIB di Rumah Sakit Umum Daerah Sabang kota Sabang.
Kepergian dek Aurel sangat meninggalkan luka yang mendalam, dimana anak yang masih sangat lucu-lucunya berusia belum genap 2 tahun telah pergi begitu tiba-tiba, pada saat ayahanda sedang mengikuti acara pembinaan di Mahkamah Syar`iyah Aceh. Acara tersebut selesai pada pukul sore seiring dengan telah berlayarnya kapal-kapal dari pelabuhan uleelheu menuju dermaga Balohan di kota Sabang. Ketiadaan kapala yang berlayar membuat sang ayah tidak bisa pulang menemui pujaan hati dan buah hatinya. Tidak ada firasat buruk akan terjadi sesuatu karena kondisi laut juga sangat bersahabat, gelombang dan angin tidak memberi pesan akan kepergian penyejuk mata ayah dan ibu. Karena pada saat ditinggal kondisi ananda memang dalam kondisi demam biasa dan sudah dibawa periksa ke bidan, dan belum terindikasi ada penyakit serius, sehingga pak Fauzan memilih untuk tetap berangkat ke Kutaraja mengikuti pelantikan Hakim tinggi yang dibarengi dengan pembinaan.
Senin menjelang petang terdengar sayup-sayup suara azan, tanda pergantian siang menunju malam, saatnya matahari kembali keperaduan, disaat orang-orang beriman menyusuri lorong-lorong untuk menunaikan penghambaan diri di Masjid-masjid, pada saat itulah mess MS Sabang pecah dengan teriakan ibunda Aurel, konsentrasi saya yang saat itu sedang mendengar Azan mau tidak mau harus mencari sumber suara rintihan seorang Ibu yang tiba-tiba memanggil nama anaknya. Se Isi mess ternyata mencari sumber suara yang sama, tanpa komando pikiran yang sama keluar bahwa ini harus dibawa kerumah sakit, singkat cerita Dek Aurel masuk ke ruang IGD dan mendapat pelayanan yang cepat dan baik dari tim Medis, semua tim medis memberi perhatian khusus kepada sang bocah yang sudah melihat dengan tatapan kosong dengan detak jantung yang sudah lemah, dan tak merespon panggilan panggilan kiri kanan, Hasil Laboratoriumlah yang menunjukkan bahwa dek Aurel ternyata sedang bertarung dengan sebuah penyakit yang mematikan, sampai akhirnya tubuhnya mendingin dan menyerah, kesedihan tak terbendung, hari-hari kedepan kami tak bisa mendengar lagi candaan, nyanyian, tangisan penghuni termuda di Mess MS Sabang. Kita semua kehilangan bahkan kita semua merasakan akan merindukanmu, tapi Allah swt lebih sayang padamu, pelukan Tuhan telah menghilangkan segala deritamu, kau dalam sakitmu tak pernah mengeluh tak pernah menggurutu, bahkan tangisan-tangisan kecilmu akan membuat ayah dan ibu serta sekelilingmu merindukanmu. Sibungsu yang belum mengenal dosa telah menunggu ayah dan ibunda ditempat yang menjadi impian semua anak manusia yaitu syurga.
Jenazah dari rumah sakit dibawa pulang ke Mess. Setelah disemayamkan semalaman dimes, tepat pukul 08.00 WIB, jenazah diberangkatkan dengan kapal cepat menuju pelabuhan ulee lheu, dimasa sang ayah sudah menunggu dipinggiran pantai, buah hati yang tak sempat dipeluk pada saat pergi kini siap disambut bak ratu untuk dimakamkan di Jeunib kabupaten Biruen (4 jam dari Banda Aceh).
Selamat Jalan dek Aurel, di Keabadian tempat kembali semua orang, beristirahatlah dengan tenang. Perpisahan hanya sementara, tunggu ayah dan ibumu dikampung abadi. Innalillahi wa Inna ilaihi Rajiun. (FR)