Hakim Mahkamah Syar`iyah Sabang Menjadi Penceramah Isya dan Terawih di Masjid Baiturrahim

0
559

Selasa, 28/04/2021

Selasa malam Ustad Ghifar Afghany sebagai hakim Mahkamah Syar`iyah Sabang mengisi ceramah agama antara isya dan Terawih, di depan Jamaah yang terdiri dari kaum ayah dan ibu berjumlah 100 orang beliau memaparkan sebuah sikap kedermawanan yang harus di pupuk selama romadhan, membangun kepedulian terhadap sesama “Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling dermawan. Dan beliau lebih dermawan lagi di bulan Ramadan saat beliau bertemu Jibril. Jibril menemuinya setiap malam untuk mengajarkan al-Quran. Dan, kedermawanan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melebihi angin yang berhembus.” (HR. Bukhari)

Bentuk ibadah yang sudah sering didengar dan dipahami untuk menumbuhkan sifat dermawan ialah sedekah. Apalagi di bulan suci Ramadan. Bahkan, di antara ibadah Rasulullah yang sangat tinggi kualitasnya selama Ramadan ialah sedekah. Maka, sebagai umat Rasulullah, sudah semestinya kita meneladani sifat dermawan, khususnya di bulan Ramadan.

Pelajaran puasa lainnya adalah membangun kesabaran pada pelaku puasa, bulan puasa dikenal juga dengan nama syahrus shabr. Lapar adalah melatih kita untuk bersabar. Bagaimana tidak, makanan halal yang biasa kita konsumsi bebas namun kehadiran ramadhan itu bisa membatalkan puasa kita pada siang hari, begitu juga dengan berhubungan suami istri. Karena Sabar berasal Bahan Arab ,dari kata “sobaro-yasbiru” yang artinya menahan.Menurut istilah, sabar adalah :Menahan diri dari kesusahan dan menyikapinya sesuai syariah dan akal, menjaga lisan dari celaan, dan menahan anggota badan dari berbuat dosa lainnya. Allah berfirman “Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas. (QS. Az-Zumar : 10). Maka sudah sepantasnya kita melatih terus kesabaran kita dibulan yang memang mendidik kita untuk menjadi insan-insan sebagai mana disabdakan oleh Rasulullah Saww Orang yang kuat bukanlah orang yang bisa mengalahkan lawannya, tetapi orang yang kuat adalah orang yang mampu menguasai dirinya ketika marah (Muttafaq ‘alaih)

Terakhir Ustad Ghifar Afghany mengajak kita untuk membangun sikap pemaaf. Memaafkan lawan dari sikap penuh kebencian. Ketika memaafkan kita tumbuhkan secara otomatis akan menggeser sikap ingin membalas kejahatan dengan kejahatan. Memaafkan membuat hidup kita lebih tentram, persoalan yang menghantui kita atas perbuatan orang lain terhadap kita tidak akan membayangi hari-hari kita. Itulah mengapa Pemaaf merupakan sebuah sikap afektif dibandingkan dengan logika. Sebuah sikap yang bernilai dan mengangkat kesempurnaan kita sebagai manusia yang mewarisi profetik. Sejatinya memaafkan adalah bagian dari melawan terhadap diri sendiri, berdamai dengan diri sendiri dengan menghilangkan rasa benci. Dan ini bukalah perkara yang mudah, dengan berpuasa dan menghidupkan malam-malam romadhan membuat kita bisa membangun mental yang menjauhkan diri kita dari sikap egois dan mudah memafkan orang lain. Karena secara tidak langsung memafkan itu membuat urusan kita menjadi mudah, sementara kebencian akan mempersulit urusan kita sendiri. Dan Pada bulan Ramadhan kita diajari oleh Allah SWT dengan pemberian ampunan, dan peluang ini juga harus kita pakai secara optimal, jangan sampai romadhan pergi kita masih berselimut dengan noda dan dosa.  (FR)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here