Sabang, 23/09/2021
Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Kota Sabang menerima kunjungan Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Kabupaten Bener Meriah, rombongan dari bener meriah di pimpin oleh Sekda Bener meriah Bapak Drs Haili Yoga dan Ketua MPU bener Meriah Tgk Al Muzani. Pertemuan ini berlangsung di Aula Pemko Sabang. Tgk Baharudin mengucapkan selamat datang kepada rombangan. Bener meriah sebagai kota dingin dengan pemandangan pengunungan yang indah telah tiba di sebuah pulau yang dikelilingi laut, namun bener meriah sebagai daerah produsen Kopi tetap bisa merasakan aroma kopinya di kota Sabang, karena Kopi Gayo memang sudah mendunia.
Hadir dalam kegiatan tersebut semua yang mewakili unsur Forkopimda dan Ketua Mahkamah Syar`iyah Sabang berkesempatan hadir pada acara yang istimewa ini. Karena kebetulan ketua MS Sabang Yunanto, S.HI, MH sebelum disabang sempat bertugas di MS Redelong, sehingga kesempatan ini di mamfaatkan untuk silaturahmi kusus dengan bapak sekda bener meriah dan rombongan.
Ketua MS menyampaikan kepada tim redaksi Redaksi Poh Cakra MS Sabang, bahwa kehadiran ini lebih kepada untuk menjajaki dua daerah yang memiliki karakteristik alam yang berbeda namun kita berada dalam propinsi Aceh yang menegakkan Syariat Islam. Sabang yang sudah dari dulu telah mengembangkan pariwisatanya menjadi sebuah tempat di aceh untuk kajian yang komprehensif dalam pengembangan wisata. Dimana jangan ada benturan wisata dengan Syariat Islam itu sendiri. Alam itu indah, sangat mempesona dan menyampaikan pesan kesejukan dan kedamaian ketika kita bisa berinteraksi didalamnya, oleh karena itu keberadaan Syariat islam semakin menunjang pengembangan wisata alam tersebut. Jangan sampai Syariat Islam menjadi penghalang kemajuan kita untuk membangun kearifan lokal termasuk pengembangan budaya ke kancah internasional.
Jika sabang menampilkan pemandangan yang lebih lengkap dengan lautan yang luas, gunung, danau sementara Bener meriah menjajnjikan pemandangan yang lebih mempesona dengan pengunungan, perkebunan, hawa yang sejuk. Pemandangan yang Indah ini akan lebih sexy jika bisa dipadukan dengan religiusitas masyarakat Aceh. Tampilan budaya Aceh dan Gayo yang kental dengan wajah islami bermuatan religi tentu sangat menarik wisatawan asing atau paling tidak bisa menjadi pilihan alternatif bagi masyarakat luas. Hampir semua sisi kehidupan kita selama ini diwanai dengan sosial media, hidup dalam segengam Handphone, atau hidup kita sudah sangat gelamour dengan pola hidup yang hedonis, mall, bioskop, diskotik adalah warna warni masyarakat modern di eropa sana. Sementara kita disabang dan bener meriah nantinya memberikan suasana yang berbeda, menawarkan dan memanjakan wisata religius dengan pemandangan yang original. Semoga pertemuan ini melahirkan keberkahan untuk menciptakan wisata aceh berskala internasional. (FR)